Aspek-aspek Psikologis dan Fisik dalam Memahami Karakteristik Anak di SD
Dalam memahami karakteristik anak di
SD maka aspek-aspek psikologis dan fisik yang penting dalam perkembangan
pada masa anak sekolah diuraikan antara lain beberapa cirinya seperti
faktor intelektual, faktor kognitif, faktor verbal, dan faktor emosi.
a. Faktor intelektual
Faktor intelektual dari murid ialah
kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri
dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai
lambang/simbol (huruf, angka, kata, gambar).
Intelektualisme bisa diartikan sebagai
akal atau pikiran. Pikiran mempunyai kedudukan yang boleh dikata
menentukan. Karena itulah kewajiban kita para pendidik, di samping
mengembangkan aspek-aspek lain dari anak-anak didik kita untuk
memberikan bimbingan sebaik-baiknya bagi perkembangan pikiran itu.
Berfikir dan bahasa adalah demikian erat hubungannya, karena itu
perkembangan bahasa yang baik adalah syarat yang harus dipenuhi untuk
perkembangan pikiran yang baik.
b. Faktor kognitif
Ciri khasnya terletak dalam belajar
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili
objek-objek yang dihadapi, entah objek itu orang, benda atau kejadian/
peristiwa. Oleh karena itu kemampuan kognitif ini, murid dapat
menghadirkan realitas dunia di dalam dirinya sendiri, dari hal-hal yang
bersifat material dan berperaga seperti perabot rumah tangga, kendaraan,
bangunan dan orang sampai hal-hal yang tidak bersifat material dan
berperaga seperti ide “keadilan, kejujuran” dan lain sebagainya.
Jelaslah kiranya, bahwa semakin banyak pikiran dan gagasan dimiliki
seseorang, semakin kaya dan luaslah alam pikiran kognitif orang itu.
Adapun termasuk dalam aktivitas kognitif ini yaitu:
1. Mengingat adalah suatu aktivitas
kognitif, di mana orang yang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari
masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh di masa lampau.
Ada dua bentuk mengingat yaitu: mengenal kembali dan mengingat kembali.
Murid dapat belajar untuk mengingat kembali dengan lebih baik, terutama
dengan memperlihatkan dan mempelajari materi yang harus diingat kelak
dengan sungguh-sungguh.
2. Berfikir, siswa berhadapan dengan
objek-objek yang diwakili dalam kesadaran. Jadi, orang tidak langsung
menghadapi objek secara fisik seperti terjadi dalam mengamati sesuatu
bila melihat, mendengar, dan meraba. Dalam berfikir, objek hadir dalam
bentuk representasi. Bentuk-bentuk representasi yang paling pokok adalah
tanggapan pengertian atau konsep dan lambang verbal.
c. Faktor verbal
Yang dimaksud faktor verbal pada masa
usia sekolah adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat
diungkapkan dalam bahasa. Oleh karenanya masa pra sekolah merupakan
periode yang kritis dalam pola pengembangan bahasa anak.
Masa pra sekolah atau masa kanak-kanak
akhir merupakan usia yang ideal untuk belajar keterampilan-keterampilan
yang tidak hanya berguna baginya pada masa itu akan tetapi juga
merupakan pondasi bagi keterampilan-keterampilan tinggi yang
terkoordinasi yang diperlukan dikemudian hari. Anak merasa senang
mengulang-ulang sesuatu kegiatan sampai benar-benar menguasainya. Ia
suka berpetualang, tidak merasa takut terhadap ancaman-ancaman bahaya
ataupun cemoohan teman-teman.
d. Faktor emosional
Masa pra sekolah merupakan periode
memuncaknya emosi yang ditandai dengan munculnya “Tantramus” rasa takut
yang kuat, dan meledaknya cemburu yang tidak beralasan. Pada masa ini
telah terlihat perbedaan-perbedaan dalam emosi dan pola ekspresinya
dapat ditafsirkan dengan segera. Ketegangan emosi pada anak-anak ini
sebagian disebabkan oleh kelelahan karena terlalu lama bermain, kurang
tidur siang, dan terlalu sedikit makan sehingga tidak sesuai dengan
kebutuhan jasmaniah.
Sumber : Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar